TIWUL INSTAN KAYA VITAMIN A DARI TEPUNG CASSAVA TERMODIFIKASI

Senin, 02 Juli 2012 19:06 WIB   Program Studi Teknologi Pangan

Berita UMM

Pemanfaatan cassava yang kurang optimal menjadi suatu kendala tersendiri mengapa selama ini cassava dipandang sebelah mata dan memiliki nilai jual yang cukup rendah. Selama ini masyarakat umum banyak memanfaatkan cassava hanya secara tradisional dan tanpa sentuhan teknologi sama sekali misalnya di kukus, di goreng, di jadikan gaplek, dibuat tiwul secara tradisional, serta produk-produk lain yang kurang menarik dan kurang memiliki nilai ekonomi. 

Tiwul instan merupakan salah satu alternatif bentuk pemanfaatan tehnologi tepat guna untuk menjadikan produk olahan cassava lebih menarik. Tiwul yang diolah secara tradisional memiliki kelemahan utama yaitu mudah rusak karena kandungan air yang cukup tinggi. Selain itu mobilitas masyarakat yang begitu besar mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang praktis dan efisien dalam pengolahannya, sehingga mereka lebih memilih produk instan dari pada produk non instan.

Selama ini produk dari tiwul instan kurang diminati karena memiliki kandungan gizi yang sangat rendah. Bertolak dari persoalan tersebut, Khoirul Daroji, Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan UMM dibawah bimbingan Dr.Ir. Damat, MP telah berhasil mengembangkan tiwul kaya vitamin A. Teknik tersebut dilakukan dengan melakukan proses fortifikasi.  Pengembangan produk tersebut diharapkan dapat menurunkan persoalam defisiensi masalah gizi buruk di Indonesia, terutama vitamin A. Pada saat ini di Indonesia masih dinyatakan masyarakatnya masih kekurangan vitamin A, khususnya banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 30 % kematian bayi dan balita disebabkan kekurangan vitamin A. Sedangkan di Indonesia sekitar 14,6% anak di atas usia 1 tahun mengalami kekurangan vitamin A. Fortifikasi vitamin A dilakukan dengan menggunakan labu kuning. Selain merupakan tanaman asli Indonesia, selama ini labu kuning juga jarang dimanfaatkan menjadi produk yang menarik padahal kandungan vitamin A begitu besar.

oleh Dr.Damat, MP., Peneliti Pangan dan Hortikultura UMM.

 

Shared: