Kegiatan Pengembangan Kelas Profesional CoE Kopi dan Kakao (Dok. Prodi TP UMM) |
Senin, 25 Juli 2022, Mahasiswa Teknologi Pangan UMM menerima transfer ilmu terkait teknologi proses hilirisasi dari pendiri INCA (Indonesia Coffe Academy), Drs. Hendarto Setyobudi, M.Si. Transfer ilmu berupa short course yang dikoordinasikan oleh Kepala Kantor CoE (Center of Excellence), Dr.Ir. Damat, M.P. Menurut Damat, kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari tahapan inisiasi pendirian Kelas Unggulan Kopi dan Kakao Prodi Teknologi Pangan.
Dr. Ir. Aris Winaya, M.M., M.Si. IPU., Dekan Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) UMM menyambut baik kegiatan inisiasi untuk oengembangan CoE. Selain CoE Kopi dan Kakao dari Prodi Teknologi Pangan, FPP memiliki beberapa CoE antaralain CoE Industri Produksi Benih (Agroteknologi), CoE Essential Oil (Kehutanan), Kelas Profesional Ruminansia (Peternakan), Kelas Profesional Unggas (Peternakan), Kelas Profesional udang (Akuakultur), dan Kelas Profesional Ekspor Produk Agrokompleks.
Hendarto, narasumber short course, yang juga menjadi salah seorang anggota tim Internasional penyusun dan penguji Protokol Standarisasi Kopi Robusta menjelaskan bahwa kopi merupakan salah satu jenis komoditi perkebunan yang penting bagi negara kita. Negara Indonesia merupakan produsen terbesar ke-4 di dunia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Internation Coffe Organization (ICO), bahwa pada tahun 2020, total produksi kopi di negeri kita mencapai 11,95 juta karung ukuran 60 kg, di bawah Barsil, Vietnam dan Kolombia.
Terdapat dua jenis kopi yang cukup terkenal di Indonesia, yaitu kopi rubusta dan kopi arabika. Kopi robusta pada umumnya memiliki aroma yang kurang menarik. Berbeda dengan jenis kopi Arabika yang diketahui memiliki aroma yang sangat kaya. Hendarto menjelaskan bahwa pada kopi arabika bisa didapat aroma rempah-rempah, aroma jeruk, dll sangat tergantung asal kopi tersebur. Disamping itu, rasa aroma kopi juga dipengaruhi oleh Agroklimatnya. Walaupun jenis nya sama, akan tetapi bila ditanam di daerah yang berbeda akan menghasilkan rasa dan aroma yang berbeda. Hendarto menjelaskan bahwa Kopi dari daerah yang berbeda diketahui memiliki rasa dan aroma yang khas. Sebagai contoh, kopi Priangan diketahui memiliki aroma nya lebih kaya, dengan intensitas rasa asam yang lebih tajam. Kopi Bali diketahui memiliki rasa lebih asam dari pada kopi Priangan, sedangkan kopi Toraja diketahui memiliki aroma yang lebih unggul bila dibandingkan dengan jenis kopi lainnya.
Selain bijinya, kulit kopi juga dimanfaatkan untuk banyak hal, antara lain untuk pupuk organic, untuk pakan ternak dan juga untuk bahan pangan. Hendarto Setyobudi, yang juga sebagai apparantice Trainer di SCAA (Specialty Coffee Association of America) menjelaskan bahwa pada kulit kopi, yang dikenal kaskara, diketahui kaya akan serat dan antioksidan. Bahkan sekarang Kaskara telah banyak dikembangkan menjadi makanan dan minuman fungsional.
Hendarto memberikan petuah: bahwa pelajaran dari kopi adalah hidup seperti secangkir kopi, hitam dan pahit seperti kopi. Berdamai lah dengan rasa pahit, maka hidup ada akan bahagia. Diakhir sesi, Hendarto mendemntrasikan bagaimana cara memproduksi Kopi Espresso, Kopi Capusino dan Kopi Americano.
Sebagai langkah kelanjutan, Damat dan juga Aris Winaya, sepakat untuk melakukan kegiatan pelatihan secara periodik untuk mendukung terealisasinya kelas profesional CoE UMM. Ke depan, UMM akan membuka pendaftaran bagi mahasiswa dan juga umum untuk mengakses kelas profesional sesuai dengan minat dan prospek dunia usaha dan industri secara nyata.