Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) bersama HIMATEKPA (Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan) mengandakan workshop kewirausahaan dengan tema "Optimalisasi Manajemen Internal dalam Berwirausaha Guna Membangun Usaha yang Berkelanjutan". Workshop diadakan pada hari Sabtu tanggal 31 Maret 2018 dengan pemateri Bapak Ir. Kusnadi Ikhsan, owner Ayam Geprek; Bapak Ari Pribadi Santoso, General Supervisor Kober Mie Setan; Bapak Dr. Ir. Damat, MP., dosen ITP UMM; dan Ibu Ir. Dyah Erni Widyastuti, MM; dosen Agribisnis UMM.
Workshop diadakan di Aula BAU dan dihadiri berbagai mahasiswa dan juga umum. Meski diadakan pada hari Sabtu, dimana hari Jumat merupakan tanggal merah, semangat para peserta terlihat tinggi selama proses workshop. Secara khusus, workshop dibagi menjadi dua sesi dimana sesi pertama diisi oleh Bapak Kusnadi, Bapak Ari, dan Bapak Damat mengenai materi optimalisasi manajemen internal menurut bidang masing-masing sedangkan sesi kedua diisi oleh Ibu Dyah Erni.
Ibu Sri Winarsih Memberikan Cindera Mata kepada Bapak Kusnadi
Bapak Kusnadi secara khusus datang dengan memberikan motivasi kepada peserta dengan berbagi kisah nyata membangun usaha kulinernya. "Waktu itu, saya punya usaha roti. Roti yang saya miliki bangkrut. Tensi saya waktu itu naik tinggi, hampir stroke, dan saya masuk rumah sakit. Pada momen itu saya menyadari bahwa saya harus bangkit dan merubah pola usaha saya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah. Laki-laki, harus solat subuh di masjid. Itu." Bapak Kusnadi juga mengingatkan kepada peserta untuk menjadi orang yang bertakwa untuk mempermudah rejeki. Selain itu, Bapak Kusnadi juga memberikan tips agar sukses yaitu belajar langsung kepada ahlinya dan juga memperluas pergaulan sebagai koneksi.
Bapak Ari berbagi pengalaman di bidang marketing yang diterapkan pada usaha Mie Setan. Menurut Bapak Ari, marketing di Mie Setan sangatlah sederhana yaitu, mencari menu yang pasti diterima, mengajak komunitas sebagai sarana sosialisasi, dan melakukan terus inovasi agar konsumen tidak cepat bosan. "Kalau teman-teman membuat suatu usaha kuliner, menu nya meski bagus ini itu tapi rasanya tidak diterima, ya buat apa. Seperti kami, resep kami di Jawa dengan di Bali berbeda. Kami bisa berani kasih bumbu untuk mie di Jawa tapi untuk di Bali, kami lakukan penyesuaian resep agar produk diterima di sana." Bapak Ari menjelaskan dengan bahasa santai khas anak muda dan kemudian ditutup dengan pesan bahwa yang terpenting dalam berwirausaha adalah keberanian untuk melakukan. "Bisnis itu simple. Tidak usah terlalu dipikir berat. Pokoknya lakukan saja."
Dua pemateri berikutnya adalah Dosen UMM yaitu, Bapak Damat dan Ibu Dyah Erni. Secara sistematis, Bapak Damat menjelaskan mengenai peraturan di bidang pangan, prosedur pengajuan sertifikat halal, dan ketentuan penggunaan BTP (Bahan Tambahan Pangan). Ibu Dyah Erni sendiri mengisi di sesi kedua dengan materi pembuatan buku keuangan yang tepat dalam usaha. Sesi kedua juga berisi latihan langsung para peserta sehingga optimalisasi yang diharapkan pada tujuan workshop dapat tercapai.
Workshop berjalan secara lancar sebagai bentuk serius jurusan ITP mendukung program "UMM BISA". Ke depannya, ITP akan terus melakukan inovasi dari segi sains dan juga program pendampingan lain yang bisa mengembangkan potensi mahasiswa beserta civitas akademia sekitar dalam pengaplikasian ilmu dan teknologi pangan pada makanan sehat, aman, dan halal. (ITP/vrt)