Membanggakan! Mahasiswa TP Lulus 3.5 Tahun Tanpa Skripsi

Saturday, April 16, 2022 10:00 WIB   Program Studi Teknologi Pangan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dwi Syanti (TP 2018) sebagai Wisudawan Terbaik dan Cumlaude pada Yudisium Periode I 2022 (Dok. Bestari)

Gigih mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) membuat Dwi, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan angkatan 2018 itu berhasil lulus tanpa skripsi. Ketekunan dan keahliannya dalam memanajemen waktu berhasil mengantarkannya meraih prestasi Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). Aktivitas dan kesibukan di luar akademiknya tidak memengaruhi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Motivasi yang kuat serta kemampuan memanajemen waktu membawanya pada gelar wisudawan terbaik Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) UMM.

Dwi Syanti Wirandhani, perempuan asal Samarinda yang berhasil menjadi wisudawan terbaik tingkat FPP UMM. Ia berhasil menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun berkuliah berkat kejuaraan PIMNAS dari PKM yang ditekuni. Kemenangannya pun membuat dirinya tidak perlu menyusun tugas akhir dan mengikuti sidang skripsi seperti mahasiswa lain. Ia menjadi ketua dalam PKM yang berjalan selama kurang lebih tiga bulan tersebut, yang mana pada saat itu dirinya menempuh semester tujuh. Selain berkuliah dan mengerjakan PKM, Dwi juga gemar berorganisasi dan mengikuti kegiatan volunteer.

Multitasking Bukan Solusi

            Sebagai mahasiswa yang memiliki segudang aktivitas, perempuan berusia 20 tahun itu memiliki tips tersendiri dalam mengatur waktu. Tidak mudah untuk mempertahankan IPK sembari berorganisasi dan menjalankan penelitian secara terus-menerus. Mengingat PKM yang lolos PIMNAS kemarin adalah PKM yang sudah kesekian kalinya ia kirimkan. Trik yang diterapkannya adalah dengan tetap mengutamakan apa tujuan kuliahnya. Dwi mengungkapkan bahwa prinsipnya adalah kuliah tetap nomor satu, meskipun sibuk harus selalu semangat dalam mengerjakan tugas dan jangan sampai bolos kuliah.

Ketika sudah lelah berorganisasi dan berkegiatan PKM, ia mengatakan bahwa harus ada waktu yang dikorbankan. Misalnya, jam tidur yang menjadi lebih malam dan bangun pagi demi mengerjakan tugas. Satu hal yang ia pegang adalah mencicil apapun tugas yang dimiliki dan jangan sampai menunda tugasnya menumpuk di akhir. Gadis yang memiliki ketertarikan pada seni itu juga kerap mencatat pekerjaan berdasarkan skala prioritas mana yang harus diselesaikan lebih dulu, biasanya berdasarkan kepentingan mendesak dan tidak mendesak seperti penting dan darurat. Terakhir, jangan mengerjakan sesuatu secara multitasking karena akan memengaruhi fokus bekerja.

Tetap Berperan untuk Masyarakat

            Meskipun memiliki kegiatan yang padat, Dwi tetap memiliki jiwa kepedulian pada sesama dengan membagi waktunya untuk mengikuti kegiatan kerelawanan. Adapun kegiatan volunteer yang pernah diikutinya yaitu pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Satuan Tugas Covid-19 Maharesigana, dan Dakwah Ramadhan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMM. Dirinya senang mengikuti kegiatan kerelawanan meskipun berbeda dari ranah jurusannya, karena merasa bahwa masa muda adalah waktu yang tepat untuk mengeksplorasi banyak hal yang diinginkan. “Setiap yang kita lakukan itu jadi tanggung jawab dan amanah kita, dan amanah tidak pernah ada di pundak yang salah,” tutupnya (aje, m_cla/Bestari)

Cr by: Lulus Tanpa Skripsi? Di UMM Bisa - Berita | UPT. Penerimaan Mahasiswa Baru

Shared: